Alhamdulillah,
segala puji bagi Allah yang telah memerintahkan agar berdoa kepada-Nya,
dan berjanji mengabulkannya. Allah berfirman, artinya, “Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (Qs. al-Mukmin: 60).
Shalawat dan salam kepada Rasul-Nya yang telah bersabda,
إِنَّ الدُّعَاءَ يَنْفَعُ مِمَّا نَزَلَ وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ فَعَلَيْكُمْ عِبَادَ اللَّهِ بِالدُّعَاءِ
“Sesungguhnya doa berguna untuk sesuatu yang telah dan akan terjadi, karena itu hendaklah kalian berdoa wahai hamba-hamba Allah.” (HR. at-Tirmidzi).
Berikut ini adalah 4 kisah tentang keajaiban sebuah doa dan beberapa pelajaran penting di dalamnya.
1. Turun Hujan
Dari Anas bin Malik, ia berkata, “Pada masa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam manusia tertimpa paceklik. Ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam
sedang memberikan khutbah pada hari Jum’at, tiba-tiba ada seorang Arab
badui berdiri dan berkata, “Wahai Rasulullah, harta benda telah binasa
dan telah terjadi kelaparan, berdoalah kepada Allah untuk kami.” Beliau
lalu mengangkat kedua telapak tangan untuk berdoa, dan saat itu kami
tidak melihat sedikit pun ada awan di langit. Namun demi Dzat yang
jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh beliau tidak menurunkan kedua
tangannya kecuali gumpalan awan telah datang membumbung tinggi laksana
pegunungan. Dan beliau belum turun dari mimbar hingga akhirnya aku
melihat hujan turun membasahi jenggot beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Pada hari itu, esok hari dan lusa kami terus-terusan mendapatkan
guyuran hujan dan hari-hari berikutnya hingga hari Jum’at berikutnya.
Pada Jum’at berikut itulah orang Arab badui tersebut, atau orang yang
lain berdiri seraya berkata, “Wahai Rasulullah, banyak bangunan yang
roboh, harta benda tenggelam dan hanyut, maka berdoalah kepada Allah
untuk kami.” Beliau lalu mengangkat kedua telapak tangannya dan berdoa,
اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا
“‘Ya Allah, turunkanlah hujan di sekeliling kami dan jangan sampai menimbulkan kerusakan kepada kami.’
Belum lagi beliau memberikan isyarat dengan tangannya kepada gumpalan
awan, melainkan awan tersebut hilang seketika. Saat itu kota Madinah
menjadi seperti danau dan aliran-aliran air, Madinah juga tidak
mendapatkan sinar matahari selama satu bulan. Dan tidak seorang pun yang
datang dari segala pelosok kota kecuali akan menceritakan tentang
terjadinya hujan yang lebat tersebut.”(HR. al-Bukhari).
2. Tiga Orang yang Terperangkap di Dalam Gua
Dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Ada tiga orang dari orang-orang sebelum kalian, ketika
mereka sedang bepergian turun hujan lalu ketiganya masuk ke dalam gua,
namun kemudian gua itu (pintunya) menutup mereka. Maka salah satu di
antara mereka berkata kepada yang lainnya; “Demi Allah, wahai kawan,
tidak akan ada yang dapat menolong kalian kecuali kejujuran (kebajikan).
Lalu masing-masing dari mereka berdoa dengan sesuatu yang mereka
ketahui sebagai suatu kebajikan.
Salah
seorang di antara mereka berkata; “Ya Allah, sungguh Engkau mengetahui
bahwa aku pernah punya seorang pekerja, dengan upah satu faraq (tiga sha’)
berupa beras lalu dia pergi dan meninggalkan upahnya. Kemudian dari
beras itu aku jadikan benih dan aku tanam sehingga berkembang lalu dari
hasilnya itu aku belikan seekor sapi. Suatu hari dia datang dan meminta
upahnya yang dulu lalu aku katakan kepadanya; “Lihatlah sapi itu. Itulah
upahmu yang satu faraq itu ambil dan giringlah pulang”. Orang itu
berkata; “Yang menjadi hakku hanyalah satu faraq beras”. Aku katakan
kepadanya; “Ambillah sapi itu karena dia hasil yang aku kembangkan dari
upah berasmu.
”
Ya Allah, seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu semata
karena takut kepada-Mu, maka bukakanlah celah untuk kami.” Lalu pintu
gua itu terbuka sedikit. Lalu orang yang lain berkata; “Ya Allah,
sungguh Engkau telah mengetahui bahwa aku memiliki dua orangtua yang
sudah renta. Dan setiap malam aku membawakan untuk keduanya susu dari
kambing milikku. Pada suatu malam, aku terlambat mendatangi keduanya
sehingga ketika aku datang keduanya sudah tertidur sementara keluargaku
dan anak-anakku menangis karena kelaparan sedangkan aku tidak akan
memberi minum kepada mereka sebelum kedua orangtuaku dan aku enggan
untuk membangunkan keduanya dan aku juga enggan meninggalkan keduanya
dengan meminum jatah susu keduanya.
Dan aku terus menunggu dalam keadaan seperti itu hingga terbit fajar.
Ya Allah, seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu semata
karena takut kepada-Mu, maka bukakanlah celah untuk kami”. Lalu pintu
gua itu kembali terbuka sedikit hingga mereka dapat melihat langit.
Kemudian orang yang ketiga berkata; “Ya Allah, sungguh Engkau mengetahui
bahwa aku mempunyai keponakan wanita yang merupakan manusia yang paling
aku cintai, dan aku pernah menginginkan dirinya untukku namun dia
menolak kecuali bila aku dapat memberinya uang sebanyak seratus dinar.
Maka
aku bekerja dan berhasil mengumpulkan uang tersebut. Lalu aku temui dia
dan aku berikan uang tersebut dan dia mempersilakan dirinya untukku
namun ketika aku sudah berada di antara kedua kakinya dia berkata;
“Bertakwalah kepada Allah, dan janganlah kamu renggut keperawanan
kecuali dengan haq”. Lalu aku berdiri lalu pergi meninggalkan uang
seratus dinar tersebut. Ya Allah, seandainya Engkau mengetahui apa yang
aku kerjakan itu semata karena takut kepada-Mu, maka bukakanlah celah
untuk kami”.”Lalu Allah membukakan gua itu untuk mereka lalu mereka
keluar.” (HR. al-Bukhari).
3. Kematian Abu Salamah
Dari Ummu Salamah Radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Tidaklah seorang mukmin tertimpa musibah lalu ia membaca apa yang telah diperintahkan oleh Allah,
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا
“‘Sesungguhnya
kami adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Ya Allah,
berilah kami pahala karena musibah ini dan gantikanlah bagiku dengan
yang lebih baik daripadanya).’ melainkan Allah akan mengganti baginya
dengan yang lebih baik.” Ummu Salamah berkata, “Ketika Abu Salamah
telah meninggal, saya bertanya, “Orang muslim manakah yang lebih baik
daripada Abu Salamah? Dia adalah orang-orang yang pertama-tama hijrah
kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian aku pun mengucapkan doa tersebut. Lalu Allah pun menggantikannya bagiku Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.” Ummu Salamah mengisahkan; Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengutus Hatib bin Abu Balta’ah melamarku untuk beliau sendiri.
Lalu saya pun menjawab, “Bagaimana mungkin, aku telah mempunyai seorang
anak wanita, dan aku sendiri adalah seorang pencemburu.” Selanjutnya
beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam pun menjawab, “Adapun
anaknya, maka kita doakan semoga Allah mencukupkan kebutuhannya, dan aku
mendoakan pula semoga Allah menghilangkan rasa cemburunya itu.” (HR.
Muslim).
4. Doa Nabi Untuk Anas bin Malik
Anas (bin Malik) berkata, “Pada suatu hari aku bersama ibuku datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Ibuku menyelimutiku dengan separuh kerudungnya dan separuh lagi untuk
menyelendangi saya. Ibuku berkata, ‘Ya Rasulullah, inilah Unais
(panggilan Anas ketika masih kecil), putra saya. Saya ajak ia kemari
agar kelak membantu engkau. OIeh karena itu, doakanlah untuknya!
Kemudian Rasulullah berdoa untuk Anas,
اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ
“Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya!”
Di kemudian hari Anas berkata; Demi Allah, harta saya sekarang sungguh
banyak sekali, anak dan cucu saya kini telah mencapai seratus orang
lebih.” (HR. Muslim).
Di antara pelajaran yang bisa diambil dari empat kisah di atas, adalah :
- Doa itu bermanfaat bagi pelakunya maupun orang yang didoakan, bahkan lingkungan di sekitarnya.
- Boleh meminta doa kepada orang shalih yang masih hidup agar diberi kemaslahatan.
- Disyariatkan bertawasul dengan amal shalih ketika berdoa.
- Salah satu sebab terkabulnya doa adalah dengan bertawasul dengan amal shalih.
- Disyariatkan berdoa memohon pahala atas musibah yang menimpa dan meminta ganti dengan yang lebih baik.
- Diperbolehkan berdoa agar dikarunia- kan harta dan anak yang banyak.
- Hendaknya seseorang tidak berputus asa dari rahmat Allah dengan terus berdoa kepada Allah dan tidak merasa bosan melakukannya.
Masih
banyak kisah nyata lain yang menunjukkan keajaiban sebuah doa. Namun,
hanya empat kisah yang bisa kami sebutkan. Semoga Allah Ta'ala
memberikan taufik kepada kita agar dimudahkan dalam beribadah kepada-Nya
melalui doa-doa dan tidak merasa bosan melakukannya. Amien. Wallahu a’lam. (Redaksi)
[Sumber: Diambil dari berbagai sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar